Metode pendidikan agama Iislam adalah salah satu
alat pendidikan agama Islam. Yang mana dengan menggunakan metode yang tepat
maka ajaran-ajaran agama Islam dapat diserap oleh anak didik dengan
sebaik-baiknya. Metode yang tepat akan menentukan efektifitas dan efisiensi
pembelajaran. Sebagai seorang calon pendidik agama islam maka kita perlu
mengetahui metode-metode khusus dalam Pendidikan Agama Islam. Dengan mengetahui
metode-metode tersebut maka kita diharapkan mampu menjadi sumber sekaligus
media yang tepat dan terpercaya bagi peserta didik.
A.
Pengertian Ruang lingkup Metedologi PAI
Menurut
M. Zein, metodologi pendidikan Islam dapat diartikan sebagai suatu cabang ilmu
pengetahuan yang membahas cara-cara yang dapat ditempuh untuk mencapai tujuan
sesuai dengan yang dikendaki.
Sedangkan
menurut Zuhairi dkk., mengatakan segala usaha yang sistematis dan pragmatis
untuk mencapai tujuan agama, melalui berbagai aktivitas baik di dalam maupun di
luar kelas dalam lingkungan sekolah.[1]
Jadi,
dapat disimpulkan bahwa metologi pendidikan agama Islam suatu cara atau jalan
yang diguakan dalam pendidikan agama Islam yang bertujuan untuk mempermudah
para pendidik dalam penyampain materi dan memantu peserta didik agar mampu
menyerap materi agama Islam dengan tepat sesuai dengan panduan Al-Qur’an dan
Al-Hadist.
B.
Pihak yang Terlibat dalam Pendidikan Islam
Metode
pendidikan merupakan salah satu sarana yang amat penting dalam mencapai tujuan
pendidikan. E. Mulyasa menuliskan bahwasannya dalam proses interaksi edukasi
seorang pendidik atau guru harus mampu memberikan pengalaman yang bervariasi,
serta memperhatikan minat dan kemampuan siswa.[2]
Masih menurut E, Mulyasa bahwasannya pembelajaran perlu dilakukan dengan
sedikit ceramah dan metode-metode yang berpusat pada guru. Senada dengan E.
Muyasa, Nana Sudjana menyatakan bahwa proses interaksi edukasi akan berjalan
baik jika siswa banyak aktif dibanding dengan guru. Oleh karena itu metode
belajar yang baik adalah yang dapat menumbuh kembangkan kegiatan belajar siswa.[3]
Adapun
segi-segi atau pihak-pihak yang terlibat dalam pendidikan islam adalah sebagai
berikut:
1.
Kurikulum, dalam
menggunakan metode perlu memperhatikan aspek kurikulum, sebagaimana diketahui
kurikulum merupakan jalur yang mesti dijadikan sebagai pedoman dalam penggunaan
metode untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
2.
Perbuatan
mendidik itu sendiri. Maksudnya adalah seluruh kegiatan, tindakan atau
perbuatan dan sikap yang dilakukan oleh pendidikan sewaktu menghadapi/mengasuh
anak didik. Dapat juga dikatakan sebagai Proses.
3.
Anak didik Yaitu
merupakan obyek terpenting dalam pendidikan islam.
4.
Dasar dan tujuan
pendidikan islam Yaitu landasan yang menjadi fundament dan sumber dari segala
kegiatan pendidikan islam yang dilakukan.
5.
Pendidik Yaitu
subyek yang melakukan pendidikan islam
6.
Materi
Pendidikan Islam. Yaitu bahan-bahan, atau pengalaman-pengalaman belajar ilmu
agama islam.
7.
Alat-alat
pendidikan islamYaitu alat-alat yang dapat digunakan selama melaksanakan
pendidikan islam agar tujuan pendidikan islam tersebut lebih berhasil.
8.
lingkungan
sekitar atau millieu pendidikan islamYaitu keadaan-keadaan yang ikut
berpengaruh dalam pelaksanaan serta hasil pendidikan islam
C.
Ruang Lingkup
Metodologi Pendidikan Islam
Pendidikan
merupakan komponen yang tak dapat dipisahkan antara satu dengan yang lain,
karena pada dasarnya pendidikan agama islam merupakan transformasi nilai-nilai
islam sebagai substansi dan implikasi dari segala aspek kehidupam. Oleh karena
itu, maka dibutuhkan penyesuaian antara masing-masing komponen dengan komponen
yang lain, salah satunya adalah metode pendidikan agama Islam.
Menurut
Abu Ahmadi, dalam bukunya, “Didaktik dan Metodik” mengatakan, bahwa ruang
lingkup Pendidikan Islam Pada lima hal seperti di bawah ini.
1. Perencanaan
Perencanaan
(planning) adalah suatu kegiatan kegiatan yang dilakukan sebelum melakukan
aktivitas. Menurut Robert Glasar, langkah pertama dalam membuat persiapan
mengajar ialah menentukan tujuan pengajaran yang handal di capai pada jam
pelajaran yang bersangkutan, langkah kedua ialah menentukan intering bahavior,
entering behavior ialah langkah tatkala guru menentukan kondisi siswanya yang
mencakup kondisi umum serta kondisi kesiapan kemampuan belajarnya. Langkah
ketiga ialah menentukan prosedur (langkah-langkah)mengajar, langkah keempat
ialah menentukan cara dan teknik evaluasi.
2. Bahan Pembelajaran
Bahan
juga disebut juga dengan materi yaitu, suatu yang diberikan kepada siswa saay
berlangsungnya proses belajar mengajar (PBM). Melalui PMB siswa diantarkan
kepada tujuan pembelajaran. Bahan pengajaran dapat dibedakan menjadi beberapa
kategori, yakni: fakta, konsep, prinsip, dan ketrampilan. Kesemuanya dirumuskan
sedemikian rupa dalam bahsa yang jelas dan diproyeksikan untuk mencapai tujuan
pengajaran atau Instruksional dengan menetapkan bahan pelajaran.
3. Strategi Pembelajaran
Strategi
berarti “rencanan yang cermat mengenai kegaiatan untuk mencapai sarana khusus”
adalah tindakan guru dalam melaksanakan rencana pemelajaran. Artinya, usaha
guru dalam menggunakn bebrapa variabel pembelajaran (tujuan, bahan, metode, dan
alat serta evaluasi). Dengan kata lain strategi mengajar adalah taktik yang
digunakan dalam melaksanakan/praktek mengajar di kelas. Nilai guna yang
didapatkan bagi guru adalah agar tercapainya tujuan melalui kegiatanyang
terprogram.
4. Media Pembelajaran
Media
disebut juga dengan alat yaitu sarana yang dapat membantu PBM atau menetapkan
alat penilaian yang paling tepat untuk menilai sarana (anak didik) tersebut.
Dalam hal ini alat evaluasi terdiri dari dua bagian meliputi: a) Tes (tes
lisan, tulisan dan tindakan); b) Non tes (obsevasi, wawancara, studi kasus,
skala penelitian, cheek list, inventory).
5.
Evaluasi
Evaluasi
adalah penilaian pada dasarnya adalah memberikan pertimangan atau nilai
berdasarkan kreteria tertentu. Fungsi penilaian hasil belajar yang di lakukan
dalm PBM adalah Untuk mengetahui tercapainya tujuan pengajaran, dalam hal ini
adalah TIK, Untuk mengetahui keefektifan PBM yang telah dilakukan guru, dalam
hal ini guru sangat di harapkan kompeten dalam mengajar.[4]
Ruang
lingkup Pendidikan Agama Islam juga identik dengan aspek-aspek Pengajaran Agama
Islam karena materi yang terkandung didalamnya merupakan perpaduan yang saling
melengkapi satu dengan yang lainnya.
Apabila
dilihat dari segi pembahasannya maka ruang lingkup Pendidikan Agama Islam yang
umum dilaksanakan di sekolah adalah :
a.
Pengajaran
keimanan
Pengajaran
keimanan berarti proses belajar mengajar tentang aspek kepercayaan, dalam hal
ini tentunya kepercayaan menurut ajaran Islam, inti dari pengajaran ini adalah
tentang rukun Islam.
b.
Pengajaran
akhlak
Pengajaran
akhlak adalah bentuk pengajaran yang mengarah pada pembentukan jiwa, cara
bersikap individu pada kehidupannya, pengajaran ini berarti proses belajar
mengajar dalam mencapai tujuan supaya yang diajarkan berakhlak baik.
c.
Pengajaran
ibadah
Pengajaran
ibadah adalah pengajaran tentang segala bentuk ibadah dan tata cara
pelaksanaannya, tujuan dari pengajaran ini agar siswa mampu melaksanakan ibadah
dengan baik dan benar. Mengerti segala bentuk ibadah dan memahami arti dan
tujuan pelaksanaan ibadah.
d.
Pengajaran fiqih
Pengajaran
fiqih adalah pengajaran yang isinya menyampaikan materi tentang segala bentuk-bentuk
hukum Islam yang bersumber pada Al-Quran, sunnah, dan dalil-dalil syar’i yang
lain. Tujuan pengajaran ini adalah agar siswa mengetahui dan mengerti tentang
hukum-hukum Islam dan melaksanakannya dalam kehidupan sehari-hari.
e.
Pengajaran
Al-Quran
Pengajaran
Al-Quran adalah pengajaran yang bertujuan agar siswa dapat membaca Al-Quran dan
mengerti arti kandungan yang terdapat di setiap ayat-ayat Al-Quran. Akan tetapi
dalam prakteknya hanya ayat-ayat tertentu yang di masukkan dalam materi
Pendidikan Agama Islam yang disesuaikan dengan tingkat pendidikannya.
f.
Pengajaran
sejarah Islam
Tujuan
pengajaran dari sejarah Islam ini adalah agar siswa dapat mengetahui tentang
pertumbuhan dan perkembangan agama Islam dari awalnya sampai zaman sekarang
sehingga siswa dapat mengenal dan mencintai agama Islam.
[1] Dr.
Armai Arief, M.A. Pengantar Ilmu dan
Metodologi Pendidikan Islam. Hlm. 88
[2] E. Mulyasa.
Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran
Kreatif dan Menyenangkan. Hlm. 107
[3]Nana
Sudjana. Dasar-dasar Proses Belajar
Mengajar. Hal. 76
[4] Dr.
Armai Arief, M.A, Pengantar Ilmu dan
Metode Pendidikan Islam. hlm. 89-93
Thank you
BalasHapus