IMAM-IMAM MUJTAHID DAN POLA PEMIKIRANNYA (SALAFI)

Oleh: Rahmatul Fitria Maulida, Muhimmatun Nisa’, Khusnul Qotimah
BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Ketika kita menapak tilas perjalanan para ulama salafi, sudah barang tentu beragam sisi menarik kita akan temui, dan kita akan sampai pada suatu kesimpulan bahwa memang mereka adalah sosok pilihan Allah yang ditugaskan untuk mengemban warisan kenabian berupa ilmu.
Dalam pembahasan ini nanti kami akan membahas dan mempelajari sejarah tokoh mazhab dalam fiqih (salafi. Sebenarnya mazhab dalam fiqih itu banyak, namun kami mengambil enam mazhab saja yang diantaranya beliau adalah Imam Abu Hanifah, Imam Maliki, Imam Syafi’I, Imam Ahmad Ibn Hanbali, Imam Ibn Hazm al-Andalusi, dan juga Imam Ja’far al-Shadiq. Disamping mengetahui sejarah tokoh mazhab dala fiqih, kami juga mempelajari tentang pola pemikiran tokoh masing-masing mazhab, contoh-contoh perbedaan antar mazhab dan juga mengetahui hikmah adanya perbedaan mazhab

1.2  Rumusan Masalah
1.      Bagaimanakah sejarah tokoh mazhab dalam fiqih (salafi)
2.      Bagaimanakah pemikiran para tokoh salafi?
3.      Bagaimanakah contoh perbedaan antar mazhab dalam fiqih?
4.      Bagaimanakah hikmah adanya perbedaan dalam fiqih?

1.3  Tujuan Penulisan
1.      Untuk mengetahui sejarah tokoh mazhab dalam fiqih (salafi)
2.      Untuk mengetahui pemikiran para tokoh salafi
3.      Untuk mengetahui contoh perbedaan antar mazhab dalam fiqih
4.      Untuk mengetahui hikmah adanya perbedaan dalam fiqih




BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Tokoh Mazhab dalam Fiqih (Salafi)
a.       Imam Abu Hanifah
Nama lengkapnya adalah Al-Nu’man bin Tsabit bin Marzaban Al-farisy yang dikenal dengan sebutan Imam Hanafi. Lahir di Kufah pada 80 H, dan meninggal di Baghdad pada 150 H, dan mendapatkan gelar Al Imam Al-‘Azam (imam besar), dan terkenal dengan sebutan Imam Ahli Ar-Ra’yi (Imam ahli logika) ia menerima dan mempelajari ilmu Fiqih dan merumuskan dasar-dasarnya dari Hamdan bin Abi Sulaiman, Hamdan menerimanya pula dari ‘Alqamah bin Qais, murid Abdullah bin Mas’ud.
Kemahiran dan popularitas Abu Hanifah dalam bidang fiqih telah mencuat ketika ia berada di Irak. Mazhab pemikiran fiqihnya kemudian diterima dan dibukukan oleh sejumlah ulama yang selalu mendampinginya. Mereka itulah yang kemudian dikenal sebagai Ashab Abu Hanifah.
Mazhab Abu Hanifah banyak dianut oleh sebagian besar Negara Islam seperti Baghdad, Persia, India, Bukhara, Yaman, Mesir, dan Suria. Mazhab Abu Hanifah adalah mazhab paling berpengaruh dan merupakan mazhab resmi disebagian besar masa dinasti Abbasiyah. Abu Hanifah adalah salah satu dari imam empat dan pemilik mazhab yang terkenal.
b.      Imam Maliki
Nama lengkapnya adalah Malik bin Anas bin Malik bin Amir Al-Ashbahiy Al-Himyari yang biasa dikenal dengan sebutan Imam Maliki, seorang tokoh kenamaan dan ulama terkemuka di Darul Hijrah (Madinah), lahir di Madinah pada 93 H, dan meninggal di Madinah tahun 173 H, dan mendapatkan gelar Imam dar Al-Hijrah.
Kitab yang terknal dalam mazhab Maliki adalah Kitab Al-Muwatta’ yang ditulis dan dibacakan oleh Malik, dan juga Kitab Al-Mudawwanah yang ditulis oleh murid-murid beliau dan menjadi pegangan resmi pemerintahan Umawiyyah di Andalusia Spanyol. Imam Maliki merupakan salah satu imam empat dan pemilik mazhab yang banyak diikuti.


c.       Imam Syafi’i
Namanya adalah Abu Abdullah Muhammad bin Idris bin Abbas bin Usman bin Syafi’i bin As-Sa’ib bin Ubaid bin Abdu Yaziz bin Hasyim bin Murhalib bin Abdu Manaf. Dilahirkan di Guzat, Palestina pada 150 H, dan meninggal di Mesir pada 204 H. Beliau belajar dan menghafal Al-Qur’an di Makkahdan disana pula beliau mempelajari berbagai cabang ilmu, seperti Lugat, sya’ir, adab, hadis dan fiqih.
Mazhab Imam Syafi’i tersebar luas di Negara-negara islam terutama dunia timur. Dari negeri timur ia menerobos ke beberapa kerajaan dan kota lainnya dan kini mendominasi wilayah-wilayah Mesir atas, Palestina, Kurdistan dan Armenia.
Kaum muslimin di pulau jawa dan pulau-pulau sekitarnya, juga muslimin India-Cina dan Australia serta penduduk dunia ketiga adalah penganut Mazhab Syafi’i. demkian pula kaum Suni di Yaman, Aden dan Handramaut bermazhab Syafi’I, kecuali Aden yang terdapat juga disana penganut mazhab Hanafi. Selain itu, mazhab Syafi’i berlaku pula di Irak, Hijaz dan Suria bersama mazhab-mazhab lain. Imam Syafi’I merupakan salah satu imam empat, dan pemilik mazhab yang diikuti
d.      Imam Ahmad Ibn Hanbali
Namanya adalah Abu Abdullah Ahmad bin Muhammad bin Hanbal Hilal Asy Syaibani. Dilahirkan di Baghdad tahun 164 H, dan meninggal pada tahun 241 H. Sejak kecil udah tampak minatnya kepada Agama, beliau menghapal Al-Qur’an, mendalami bahasa Arab, belajar Hadist, atsar sahabatdan tabi’in serta sejarah Nabi, dan para sahabat.
Imam Ahmad memiliki daya ingat yang kuat dan ini adalah kemampuan yang umum terdapat pada ahli-ahli Hadist. Imam Ahmad yang menentang pendapat muktazilah maka dari itu seperti yang dijelaskan di atas bahwa Imam Ahmad perhatiannya lebih banyak dicurahkan kepada Hadist daripada kepada fiqih. Beliau merupakan imam Hadist di zamannya.
e.       Imam Ibn Hazm al-Andalusi
Namanya adalah Ali bin Ahmad bin Said bin Hazm bin Ghalib bin Shalih bin Sufyan bin Yazid. Beliau dilahirkan disebelah timur laut kota Cordoba, pada waktu fajar di akhir bulan Ramadhan tahun 384 H dan meninggal pada tanggl 28 di bulan Sya’ban tahun 456 H. Orangtua Hazm adalah salah seorang pejabat tinggi di Andalusia dibawah kekuasaan Bani Umayah. Kemudian diberhentikan dari jabatannya dan akhirnya pindah dari kota Cordoba. Ibn Hazm sejak kecil telah belajar menghafal Al-Qur’an, mempelajari Hadist, dan Khat.
Ibn Hazm adalah seorang ulama yang sangat kritis, mempunyai daya ingat yang kuat dan rasa seni yang tinggi. Beliau adalah ulama yang sangat kokoh berpegan kepada dhahirnya Al-Qur’an dan As-Sunnah sebagai cerminan dari keimanannya.
f.       Imam Ja’far al-Shadiq
Nama lengkapnya adalah Ja’far bin Muhammad bin Ali bin Husain bin Ali bin Abu Thalib. Lahir di Madinah pada tanggal 17 Rabiul Awwal 83 H dan meninggal di Baqi’ Madinah pada 25 Syawwal 148 H. Beliau putra Muhammad al-Bakir bin Ali Zaenal Abidin bin Husein bin Ali Karamallahu Wajhahu, sedangkan ibunya Umu Farwah binti al-Qosim bin Muhammad bin Abi Bakar Shiddiq ra.
Imam Ja’far adalah ulama yang sangat taqwa kepada Allah, sangat ikhlas, memiliki wibawa keilmuan, berakhlak mulia, sabar, serta memiliki kearifan yang sangat tinggi.

2.2 Pemikiran Tokoh Mazhab Salafi
a.    Imam Abu Hanifah
§  Abu Hanifah merujuk pada Al-Quran, bila tidak ada dalam Al-Quran merujuk kepada hadits dan atsar yang shahih, apabila tidak mendapatkannya merujuk pada qaul sahabat (pendapat yang mana saja yang dikehendaki, tidak pindah dari satu pendapat ke pendapat sahabat yang lain).
§  Mazhab Imam Abu Hanifah sangat terkenal dalam masalah pemanfaatan akal/logika dalam mengupas masalah fiqih
§  Sangat berhati-hati dalam menerima sebuah hadist. Bila beliau tidak terlalu yakin atas keshahihan suatu hadist, maka beliau lebih memilih untuk tidak menggunakannya.
b.   Imam Maliki
§  Mazhab Imam maliki mengandalkan sumber-sumber syariah (Al-Qur’an-Al-Hadist)
§  Mazhab ini ditegaskan untuk merujuk dalam segala sesuatunya kepada hadist Rasulullah dan praktek penduduk Madinah.  Mazhab Imam Maliki membangun mazhabnya dengan dasar diantaranya Al-Qur’an, As-Sunah, ijmak, qiyas, amal ahlul Madinah, perkataan sahabat, istihsan, istishab, maslahah mursalah, syar’u man qablana.
c.    Imam Syafi’i
§  Mengambil jalan tengah antara pemikiran Imam Abu Hanifah dan Imam Malik. Dasar pijakannya Al-Qur’an dan Al-Hadist
§  Dasar mazhabnya Al-Qur’an, As-sunah, ijma’ dan qiyas
d.   Imam Hanbali
§  Dasar mazhabnya adalah Al-Qur’an, As-sunah, fatwah sahabat, ijma’, qiyas, istishab, dan maslahah mursalah
§  Imam Ahmad bin Hanbal berpendapat bahwa ijtihad itu sendiri harus dilaan dengan berpegang teguh pada Al-Qur’an dan As-sunah
e.       Imam Ibn Hazm al-Andalusi
§  Dasar hokum yang dipakai adalah Al-Qur’an, As-sunah dan ijma’
§  Mengambil jalan tengah antara pemikiran Imam Abu Hanifah dan Imam Malik. Dasar pijakannya Al-Qur’an dan As-sunah
§  Bahwa Imam Ibn Hazm al-Andalusi dan Imam syafi’i sama dalam pemikirannya
f.    Imam Ja’far al-Shadiq
§  Dasar mazhabnya adalah Al-Qur’an, As-sunah, fatwah sahabat, ijma’, qiyas, istishab, dan maslahah mursalah
§  Imam Ja’far al-Shadiq berpendapat bahwa ijtihad itu sendiri harus dilaan dengan berpegang teguh pada Al-Qur’an dan As-sunah
§  Bahwasanya imam Ja’far al-Shadiq dan Imam Abu Hanifah ini adalah sama dalam pemikirannya

2.3  Contoh-contoh Perbedaan Antar Mazhab dalam Fiqih
1.   Membaca basmallah dalam sholat
·         Imam Maliki, melarang (tidak menganjurkan) membaca basmalah secara mutlak, yakni dalam Al-Fatihah atau lainnya, dengan Jahr atau sir, tapi memperbolehkannya dalam sholat sunnah.
·         Imam Abu Hanifah dan Imam Hanbali, harus (wajib) membaca basmalah tapi dengan sir, baik dalam sholat yang jahr (maghrib, isya’ dan subuh) atau sir (zuhur dan asar).
·         Imam Syafi’, wajib membacanya secara mutlak sesuai keadaan sholatnya, bila sholat jahr, maka basmalah harus dibaca jahr, dan jika sholatnya sir, maka basmalah juga mengikuti bacaannya yang sir, baik sholat wajib atau sunah dan baik dalam surat Al-fatihah atau lainnya.
2. Bacaan Al-fatihah dalam Sholat Jamaah
·         Imam Maliki berpendapat bahwa makmum dalam sholat sir membaca Al-fatihah bersama-sama imam, dan tidak membacanya dalam sholat jahr
·         Imam Abu Hanifah berpendapat bahwa bacaan Al-fatihah gugur pada pihak makmum, baik pada sholat jahr atau sir
·         Imam Syafi’I berpendapat bahwa makmum wajib membaca Al-fatihah saja dalam sholat jahr, dan membaca Al-fatihah beserta surat apabila sholat sir
·         Imam Hanbali berpendapat mewajibkan membaca Al-fatihah waktu tidak terdengarnya bacaan imam, baik karena bacaan sir atau karena jauhnya, dan melarang membacanya waktu didengarnya bacaan imam
3. Puasa bagi Orang Hamil dan Menyusui
Menurut Imam Abu Hanifah dan para sahabatnya, bahwa orang hamil dan menyusui wajib mengqada saja, dan tidak perlu membayar fidyah. Sedangkan menurut Imam Syafi’i, bahwa orang hamil dan menyusui itu keduanya harus mengqada dan juga membayar fidyah.

2.4  Hikmah adanya Perbedaan Mazhab dalam Fiqih
·         Munculnya mazhab-mazhab dalam fiqih islam memberikan warna baru bagi lahirnya hukum-hukum islam dalam menyelesaikan persoalan hidup yang semakin kompleks
·         Perbedaan pendapat harus disikapi dengan arif dan bijaksana, tidak boleh langsung menyalahkan satu pendapat dan membenarkan pendapat lainnya
·         Perbedaan hasil ijtihad yang dilakukan oleh masing-masing mujtahid hendaknya diapresiasikan sebagai usaha maksimal untuk member solusi terhadap masalah yang berkembang. Oleh karenanya, perbedaan itu harus diterima sebagai rahmat atas karunia Allah yang telah menganugerahkan akal terhadap manusia.




BAB III
PENUTUP

3.1  Kesimpulan
a.       Imam Abu Hanifah
§  Abu Hanifah merujuk pada Al-Quran, hadits dan atsar yang shahih, qaul sahabat
§  Mazhab Imam Abu Hanifah sangat terkenal dalam masalah pemanfaatan akal/logika dalam mengupas masalah fiqih
b.      Sangat berhati-hati dalam menerima sebuah hadist. Imam Maliki
§  Mazhab Imam maliki mengandalkan sumber-sumber syariah (Al-Qur’an-Al-Hadist)
§  Mazhab ini ditegaskan untuk merujuk dalam segala sesuatunya kepada hadist Rasulullah dan praktek penduduk Madinah.  Mazhab Imam Maliki membangun mazhabnya dengan dasar diantaranya Al-Qur’an, As-Sunah, ijmak, qiyas, amal ahlul Madinah, perkataan sahabat, istihsan, istishab, maslahah mursalah, syar’u man qablana.
c.    Imam Syafi’i
§  Mengambil jalan tengah antara pemikiran Imam Abu Hanifah dan Imam Malik. Dasar pijakannya Al-Qur’an dan Al-Hadist
§  Dasar mazhabnya Al-Qur’an, As-sunah, ijma’ dan qiyas
d.   Imam Hanbali
§  Dasar mazhabnya adalah Al-Qur’an, As-sunah, fatwah sahabat, ijma’, qiyas, istishab, dan maslahah mursalah
§  Imam Ahmad bin Hanbal berpendapat bahwa ijtihad itu sendiri harus dilaan dengan berpegang teguh pada Al-Qur’an dan As-sunah
e.       Imam Ibn Hazm al-Andalusi
§  Dasar hokum yang dipakai adalah Al-Qur’an, As-sunah dan ijma’
§  Mengambil jalan tengah antara pemikiran Imam Abu Hanifah dan Imam Malik. Dasar pijakannya Al-Qur’an dan As-sunah
§  Bahwa Imam Ibn Hazm al-Andalusi dan Imam syafi’i sama dalam pemikirannya
f.    Imam Ja’far al-Shadiq
§  Dasar mazhabnya adalah Al-Qur’an, As-sunah, fatwah sahabat, ijma’, qiyas, istishab, dan maslahah mursalah
§  Imam Ja’far al-Shadiq berpendapat bahwa ijtihad itu sendiri harus dilaan dengan berpegang teguh pada Al-Qur’an dan As-sunah
§  Bahwasanya imam Ja’far al-Shadiq dan Imam Abu Hanifah ini adalah sama dalam pemikirannya





DAFTAR PUSTAKA

Ø  Djazuli Ahmad, Ilmu Fiqh, 2013, Jakarta: PT Kencana Prenamedia Group, 207 hlm.
Ø  Al-Jamal, Muhammad Hasan, Biografi 10 Imam Besar, 2007, Jakarta: PT Pustaka Al-Kautsar, 280 hlm.
Ø  Tim Penyusun Guru PAI se-Jawa Timur. Bahan Ajar Fiqih Madrasah Aliyah Program keAgamaan XI, 2008, Mojokerto: PT CV. Sinar Mulia, 139 hlm.
Ø  Tim Penyusun Guru PAI se-Jawa Timur. Bahan Ajar Fiqih Madrasah Aliyah Program keAgamaan XII, 2008, Mojokerto: CV. Sinar Mulia, 101 hlm.
Ø  http://ghanie-np.blogspot.co.id/2011/03/biografi-dan pemikiran-ibnhazm-dan.html?m=1
http://drsyisu.blogspot.co.id/p/imam.html?m=
Share on Google Plus

About JEMARI MAHASIWA

0 komentar:

Posting Komentar